News Ticker

image slider by WOWSlider.com v9.0

Pancasila Bagi Milenial


Oh ya, sebelum menuju ke post, mari kita ganti kata 'gue' dengan kata 'saya' ya. Biar Indonesia gitoooh :v.

Akhir-akhir ini saya tidak tergerak apapun untuk mem-posting artikel blog di hari-hari spesial seperti saat ini. Kali ini saya merasa ada suatu yang menggerakan saya untuk mempublikasikan posting hari ini tentang Pancasila.

Tujuh-puluh-dua tahun yang lalu, lahirlah Pancasila. Hasil dari pemikiran dan musyawarah mufakat para founding fathers kita. Tak luput juga hasil dari toleransi antar umat agama, suku, dan ras. Tanpa saling memojokan, tanpa saling mempertahankan pendapat, mufakat pun mereka temui. Sungguh, ini adalah sesuatu yang sangat indah.

Awalnya menjadi sebuah paksaan, namun bangsa ini semakin pintar dan sadar akan pentingnya Pancasila. Tapi, semakin di sini, nilai Pancasila semakin dilupakan maknanya dan hanya sebagai hafalan belaka. Terutama buat generasi milenial saat ini, di mana nilai-nilai Pancasila semakin tergerus oleh globalisasi dan canggihnya teknologi sehingga membuat seakan Pancasila sudah tidak relevan lagi bagi mereka.

Mau bukti? Sederhana. Kita ambil contoh di sekolah. Budaya contek-mencontek pun tertanam subur di sini. Ini jelas melanggar nilai Pancasila. Bukan karena guru yang acuh tak acuh, tapi murid yang tidak lain generasi milenial ini yang tidak sadar akan dampak ke depan dari nyontek. Memang, kalau kita nyontek kemungkinan besar nilai kita akan bagus jika dibandingkan dengan yang jujur, tapi untuk ke depannya? Mari kita lihat, siapa yang bakal survive. Apakah dengan yang hobinya nyontek, atau yang hobinya jujur.

"Bukannya dunia ini lebih mementingkan hasil daripada kejujuran?"

Dunia makin hari makin cerdas. Mereka memiliki aturan-aturan yang harus ditaati alias tidak boleh dilangkahi. Jadi, menurut saya, kejujuran akan terus-menerus diutamakan sampai di masa yang akan datang.

Bukti kedua, di lingkungan media sosial. Generasi milenial adalah generasi yang tidak bisa lepas dengan media sosial. Manfaat dan kerugiannya, tergantung bagaimana kita menggunakannya. Media sosial itu bisa menjadi alat untuk menciptakan perdamaian, atau malah bisa menjadi alat pemecah suatu bangsa.

Oke, ga usah muluk-muluk. Cyber bullying adalah tindak yang sering dilakukan oleh para milenial saat ini. Sadar tak sadar, ini merupakan tindakan yang bertentangan dengan sila Pancasila, terutama sila ke-3, persatuan Indonesia; karena kegiatan macam ini bisa menimbulkan perpecahan. Persatuan Indonesia di sini bukanlah berbicara soal keutuhan bangsa saja, tapi keutuhan rakyatnya pula. Bukan hanya keutuhan rakyat secara luas, tapi juga keutuhan rakyat secara sempit, alias di kalangan pertemanan, perkeluargaan, dan lain sejenisnya. Cyber bullying ini adalah tindakan yang sangat dikutuk di negara ini, karena di negara ini yang didepankan adalah persahabatan dan persatuan, bukan permusuhan dan perpecahan. Pokoknya bersatu, baik di wilayah luas maupun sempit.

Pertanyaan dari semuanya ini, apakah Pancasila masih relevan bagi generasi milenial?

Sangat. Sangat-amat relevan. Pesan yang dikandung Pancasila ini harusnya mengena pada siapapun yang peduli dan merasa bagian dari Indonesia. Meskipun pada tahap pelaksanaannya berbeda pada masa dahulu dengan sekarang, bukan berarti tidak relevan kan? Toh nilai-nilai Pancasila bisa dipraktekan dengan cara kita kok.

Sekarang, langkah apa yang bisa kita lakukan para generasi milenial luntuk menghidupkan Pancasila kembali kepada para rekan segenerasi kita?

Satu-satunya cara paling efektif adalah dimulai dari kita sendiri yang harusnya jadi pionir bangkitnya Pancasila pada rekan segenerasi kita. Kita harus bisa menonjolkan sikap cinta dan juga pengabdian kita pada Pancasila, karena cinta saja ga cukup. Apa susahnya sih ngamalin 5 sila saja? Saya yakin, jika banyak kita yang melakukan hal ini, banyak pula yang akan mengikuti kita, bahkan tidak hanya dari rekan segenerasi kita saja, bahkan bisa dari generasi yang lebih muda atau yang lebih muda. Karena ini merupakan kekuatan positif yang besar.

Akhir kata, saya deklarasikan #SayaIndonesiaSayaPancasila!

Komen dong h3h3h3h3

2 Komentar

  1. Merdeka !

    Merdeka hoi ! Malah cengengesan !

    Iya kamu !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh aku ya om. Maapin kalau dari tadi aku cengengesan. Eh, ngomong apaan sih kita ini om? :v

      Hapus

*Dengan ngasih komentar, artinya kamu setuju sama peraturan (TOS) blog ini loh ya :D.